Glitter Words

Senin, 21 Juni 2010

Coklat Stroberi

Sutradara : -
Pemain : Nadia Saphira, Nino Fernandez, Mario Merdithian, Marsha Timothy
Produksi : – @ 2007

Sejak menonton launching album soundtrack film Coklat Storberi di salah satu stasiun TV swasta ini, saya langsung ingin menonton filmnya. Apalagi begitu mendengar nama Upi Avianto disebutkan sebagai penggagas cerita ini. Secara Upi selalu ciamik dalam meracik cerita khas remaja dan anak muda jaman sekarang, dengan tren yang tidak pernah ketinggalan. Pertama kali, Upi memukau saya dengan 30 Hari Mencari Cinta yang bagi saya ceritanya “keholiwud-holiwudan”; ringan-mengalir namun tidak dangkal.

Kembali di Coklat Stroberi, Upi mengangkat isu ter-anyar abad ini—meski nggak baru-baru amat, tapi Upi selalu punya sesuatu yang segar dalam setiap cerita yang dibuatnya.

Coklat Stroberi merupakan teori—khususnya di film ini—tentang kepribadian seorang laki-laki: coklat melambangkan sisi maskulin, dan stroberi sebaliknya—sisi feminin. Adalah Desta (Nino Fernandez) yang memegang teguh teori Coklat Stroberi. Memiliki kekasih se-posessive Aldy (Mario Merdithian), Desta mesti pandai-pandai menutupi jati dirinya dengan teori itu. Terlebih mereka berdua kini tinggal serumah dengan dua orang perempuan sebaya mereka, Key (Nadia Saphira) dan Citra (Marsha Timothy).

Berbeda dengan Desta, Aldy lebih cenderung ‘pasrah’ dengan keadaannya. Bahkan dia sudah tidak sungkan menunjukan perhatiannya pada Desta di depan kedua gadis cantik yang nampak selalu ‘memperhatikan’ mereka. Tingkahnya yang tidak bisa menutupi statusnya dengan Desta membuat diri kedua gadis yang mulai jatuh cinta pada mereka, berdebar kencang karena curiga.

Perkenalan antara Desta dengan Key menumbuhkan benih-benih rasa diantara mereka. Key yang sempat dongkol karena gagal casting sinetron dan nyaris diusir dari kontrakan itu—karena tidak mampu membayar, merasa sangat terhibur dengan segala perhatian Desta—yang awalnya dilakukan Desta hanya mempraktikkan teori Coklat Stroberi itu. Dan semakin hari, hubungan mereka semakin dekat.

Adapun Citra yang naksir Aldy, tetap harus gigit jari karena Aldy tidak memperdulikannya sama sekali. Karena pada saat itu, Aldy semakin resah, takut kehilangan Desta yang mulai berpaling pada Key.

Jika memang Aldy adalah sosok yang mewakili si Stroberi, maka Desta mungkinlah si Coklat Stroberi. Lalu kamu sendiri?

Untuk sebuah drama komedi, film ini cukup menghibur. Hanya mungkin akan ada semacam perasaan ‘kurang sreg’ dengan sosok Aldy yang gemulai. Namun hal itu tertutupi dengan wajah dan penampilan Nadia Saphira yang semakin bersinar di dunia perfilman. Dan siap-siap, di akhir cerita, Fauzi Baadila membuat kejutan kecil yang lumayan menggegerkan dan menggemparkan seisi gedung bioskop. Menutup cerita ini dengan perasaan yang kembali tenang setelah cukup dicampur-adukkan di sepanjang alur.

Meskipun tidak disutradarai langsung oleh Upi Avianto, kesan Upi-nya sangat terasa di film yang katanya terinspirasi dari Brokeback Mountain ini. Well, sukses buat Mbak Upi Avianto. Saya tunggu karya-karya segarmu selanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template Design by icha julliand